APAKAH SEMUA NON MUSLIM ITU KAFIR ?.
Salah satu masalah pokok yang dibicarakan di dalam Al Qur'an dan Islam adalah masalah Kafir.
Salah satu masalah pokok yang dibicarakan di dalam Al Qur'an dan Islam adalah masalah Kafir.
ETIMOLOGI DAN TERMINOLOGI
Kafir berasal dari kata Kufr.
Kafir berasal dari kata Kufr.
Dari segi bahasa, kufr mengandung arti : menutupi. Malam disebut kafir karena ia menutupi siang atau menutupi benda benda dengan kegelapannya. Awan juga disebut kafir karena ia menutupi matahari. Demikian pula petani yang terkadang disebut kafir, karena ia menutupi benih dengan tanah.
Kufr, pada dasarnya, merupakan antitesis dari iman, sedangkan iman adalah bahagian dari ajaran atau aspek Islam yang paling fundamental.
Secara istilah (terminologi), para ulama tidak sepakat dalam menetapkan batasan kufr sebagaimana mereka berbeda pendapat dalam membuat batasan iman.
Terlepas dari pertikaian aliran aliran kalam dalam menetapkan batasan kufr, namun yang dimaksud dengan kufr yang berdiri berhadap hadapan dengan iman adalah kufr dalam arti pengingkaran terhadap Tuhan atau pendustaan terhadap Rasul Rasulnya. Dengan kata lain, kufr yang dianggap antipoda dengan iman adalah kufr dalam arti tidak berTuhan (ateis), musyrik dan murtad ('Konsep Kufr Dalam Al Qur'an' hal 8-9).
Di dalam surah Al Anfal ayat 55, Allah SWT menyatakan bahwa orang - orang kafir itu adalah orang - orang yang tidak beriman (لَا يُؤۡمِنُونَ,la yukminuna)
Di dalam surah Al Anfal ayat 55, Allah SWT menyatakan bahwa orang - orang kafir itu adalah orang - orang yang tidak beriman (لَا يُؤۡمِنُونَ,la yukminuna)
إِنَّ شَرَّ ٱلدَّوَآبِّ عِندَ ٱللَّهِ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فَهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ
'Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, mereka itu tidak (sedang) mengimani (beriman)'.
Orang kafir adalah ia yang sedang mencari perisai atau sedang menutupi dirinya sendiri dari kebenaran Islam.
Karena itu, kekafiran bukanlah kondisi pasif yang berlaku kepada semua orang yang tidak menganut keyakinan Islam.
Justru sebaliknya kekafiran merupakan oposisi batin yang aktif yang menghalangi seseorang dari menerima bimbingan ilahi.
Justru sebaliknya kekafiran merupakan oposisi batin yang aktif yang menghalangi seseorang dari menerima bimbingan ilahi.
Kafir bukanlah 'telah menjadi' (to be), tetapi, kafir adalah 'sedang menjadi (to become), atau kafir adalah 'on going mental process'.
Siksaan yang ditimpakan kepada orang kafir merupakan kedurhakaan batinnya sendiri terhadap Allah dan penolakannya bimbingan ilahi yang Dia kirim melalui para NabiNya. Kekafirannya sendiri menyelubunginya dari Tuhan dan pemisahan ini yang merupakan siksaan ('Satu Agama Atau Banyak Agama hal.174).
KAFIR DAN IMAN ADALAH URUSAN HATI
KAFIR DAN IMAN ADALAH URUSAN HATI
1.
Sudah disebutkan bahwa kekafiran merupakan oposisi batin yang aktif yang menghalangi seseorang dari kebenaran.
Jika iman dianggap sebagai antitesis dari kekafiran, maka iman merupakan penerimaan batin yang aktif dari seseorang setelah jelas kebenaran itu baginya.
Bahwa iman itu persolan hati/batin ditegaskan Allah SWT di dalam firmanNya.
Surah Al Hujurat (11) ayat 14
قالَتِ الْأَعْرابُ آمَنَّا قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمانُ فِي قُلُوبِكُمْ وَإِنْ تُطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَا يَلِتْكُمْ مِنْ أَعْمالِكُمْ شَيْئاً إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
'Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman”.
katakanlah: “Kamu belum beriman, tapi katakanlah ‘kami telah tunduk (Islam)’,
karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada
Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala
amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang'
Orang - orang Arab Badui itu memang telah berIslam (menjadi muslim) tatkala mereka melafazkan kesaksiannya dengan lidah lidah mereka, tetapi keyakinan mereka akan kebenaran Islam belum tertancap di dalam hati/batin mereka. Mereka sesungguhnya tidak dalam keadaan beriman (lam tukminu).
Di dalam Surah Al Maidah ayat 41, disebutkan :
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ لا يَحْزُنْكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْكُفْرِ مِنَ الَّذِينَ قَالُوا آمَنَّا بِأَفْوَاهِهِمْ وَلَمْ تُؤْمِنْ قُلُوبُهُمْ
' Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman......
Di dalam Surah Al Maidah ayat 41, disebutkan :
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ لا يَحْزُنْكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْكُفْرِ مِنَ الَّذِينَ قَالُوا آمَنَّا بِأَفْوَاهِهِمْ وَلَمْ تُؤْمِنْ قُلُوبُهُمْ
' Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman......
Kekafiran adalah persoalan hati/batin seseorang.
Kekafiran adalah oposisi batin (pembangkangan atau penentangan) secara aktif yang menghalangi seseorang untuk mencapai kebenaran
Kekafiran adalah oposisi batin (pembangkangan atau penentangan) secara aktif yang menghalangi seseorang untuk mencapai kebenaran
2.
Orang kafir adalah orang yang hatinya membangkang atau menentang secara aktif sehingga menghalanginya untuk mencapai kebenaran.
Dia membangkang atau menentang terhadap kebenaran yang sudah diketahuinya secara jelas.
Allah SWT berfirman di dalam surah An Nisa' ayat 115
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ
وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ
وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
'Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya,
dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia
leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan
ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali
Orang kafir itu adalah orang yang batinnya menentang secara aktif setelah kebenaran itu telah tersingkap jelas di hadapannya.
Kata 'tabayyana' تَبَيَّن, adalah 'fi'il madhiy', yang berarti jelas, tampak dan nyata ('Kamus Kontekstual Indonesia, hal.142), dalam terjemahan Inggeris diartikan dengan 'to become clear,evident, reveal' ,berarti 'tersingkap dengan jelas dan nyata'
http://arabic.britannicaenglish.com/تَبَيَّنَ
3.
Apa saja yang menghalangi seseorang sehingga kebenaran itu belum tampak jelas dan nyata di hadapannya ?.
Ketidakmampuan seseorang untuk mengenal kebenaran secara jelas dan nyata (Jahil) terbagi atas 2 macam yaitu Jahil Qashir dan Jahil Muqashshir.
Jahil Qashir adalah semua orang yang tidak bisa mengenal Islam yang bukan karena kesalahan mereka sendiri.
Sedangkan, Jahil Muqashshir adalah orang yang punya keyakinan keliru melalui kesalahan mereka sendiri, karena prasangka, dogmatisme, takabur, kemalasan dan sejenisnya.
Orang Jahil Qashir yang terjadi bukan karena kesalahan mereka sendiri terbagi atas dua kategori :
Kelompok 1, mencakup anak-anak, orang gila dan penyandang keterbelakangan mental (feeble minded).
Kelompok 2, mencakup orang tuli atau para mustadh'afin, yakni kelompok masyarakat yang tidak beruntung entah karena penindasan ataupun keadaan lain seperti tinggal di suatu wilayah yang jauh dari jangkauan Islam atau tinggal di suatu tempat dimana informasi tentang Islam telah mengalami distorsi/manipulasi.
Seseorang yang telah dibesarkan dalam atmosfer yang dicemari dengan propaganda disebarkan oleh musuh musuh agama tidak lagi mampu memahami pesan Islam, meskipun boleh jadi orang itu adalah sarjana yang baginya disediakan suatu perpustakaan tentang Islam ('Satu Agama Atau Banyak Agama,hal. )
KONSEKWENSI KEKAFIRAN
Apa konsekwensi yang akan diterima oleh orang orang kafir (yang melakukan kekufuran) ?.
1. Amal amalnya seperti fatamorgana
Surah An Nisa' ayat 39 :
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّىٰ إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا وَوَجَدَ اللَّهَ عِنْدَهُ فَوَفَّاهُ حِسَابَهُ ۗ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ
'Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitunganNya'.
2. Dimasukkan ke dalam neraka jahanam dan disiksa seberat beratnya.
Surah Fathir ayat 36
الَّذِينَ كَفَرُوا لَهُمْ نَارُ جَهَنَّمَ لَا يُقْضَىٰ عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُوا وَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِنْ عَذَابِهَا ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِي كُلَّ كَفُورٍ
'Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir'
3. Mendapat laknat dari Allah, para malaikat dan umat manusia
Surah Al Baqarah ayat 161
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
'Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya'
Jahil Qashir adalah semua orang yang tidak bisa mengenal Islam yang bukan karena kesalahan mereka sendiri.
Sedangkan, Jahil Muqashshir adalah orang yang punya keyakinan keliru melalui kesalahan mereka sendiri, karena prasangka, dogmatisme, takabur, kemalasan dan sejenisnya.
Orang Jahil Qashir yang terjadi bukan karena kesalahan mereka sendiri terbagi atas dua kategori :
- Mereka yang kurang memiliki kemampuan mental untuk mengenal kebenaran.
- Mereka yang kepadanya kebenaran tidak menjadi jelas, meskipun mereka sepenuhnya rasional.
Kelompok 1, mencakup anak-anak, orang gila dan penyandang keterbelakangan mental (feeble minded).
Kelompok 2, mencakup orang tuli atau para mustadh'afin, yakni kelompok masyarakat yang tidak beruntung entah karena penindasan ataupun keadaan lain seperti tinggal di suatu wilayah yang jauh dari jangkauan Islam atau tinggal di suatu tempat dimana informasi tentang Islam telah mengalami distorsi/manipulasi.
Seseorang yang telah dibesarkan dalam atmosfer yang dicemari dengan propaganda disebarkan oleh musuh musuh agama tidak lagi mampu memahami pesan Islam, meskipun boleh jadi orang itu adalah sarjana yang baginya disediakan suatu perpustakaan tentang Islam ('Satu Agama Atau Banyak Agama,hal. )
KONSEKWENSI KEKAFIRAN
Apa konsekwensi yang akan diterima oleh orang orang kafir (yang melakukan kekufuran) ?.
1. Amal amalnya seperti fatamorgana
Surah An Nisa' ayat 39 :
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّىٰ إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا وَوَجَدَ اللَّهَ عِنْدَهُ فَوَفَّاهُ حِسَابَهُ ۗ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ
'Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitunganNya'.
2. Dimasukkan ke dalam neraka jahanam dan disiksa seberat beratnya.
Surah Fathir ayat 36
الَّذِينَ كَفَرُوا لَهُمْ نَارُ جَهَنَّمَ لَا يُقْضَىٰ عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُوا وَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِنْ عَذَابِهَا ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِي كُلَّ كَفُورٍ
'Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir'
3. Mendapat laknat dari Allah, para malaikat dan umat manusia
Surah Al Baqarah ayat 161
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
'Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya'
4. Tidak boleh dijadikan auliya (teman dekat,sekutu, sahabat, pemimpin, orang yang dicintai dll)
Ada 8 ayat terkait dengan hal ini hal ini yakni Ali Imran 28, Al Maidah 51, Al Maidah 57, At Taubah 23, Al Mumtahanah 1, An Nisa' 89, An Nisa' 139, An Nisa' 144,
ORANG NON-ISLAM ADALAH ORANG KAFIR ?.
Apakah semua orang yang bukan muslim (non-muslim) pasti divonis sebagai kafir ?.
Jawabnya, tidak !. Tidak semua orang non-muslim dapat dikategorikan sebagai orang kafir.
Jika kebenaran Islam belum terungkap nyata dan jelas di dalam dirinya dan kemudian ia menantang/menutupinya, maka ia tidak bisa dikategorikan sebagai kafir.
Analoginya.
Sebagai seorang dokter, saya tidak/belum mengetahui bahwa pasien katarak dengan stadium 3 harus dilakukan operasi katarak misalnya. Kalau saya tidak melakukan operasi katarak terhadap pasien tersebut atau menolak melakukan operasi katarak terhadap pasien tersebut, saya tidak bisa dipersalahkan karena 'katarak stadium 3 harus dioperasi' belum saya ketahui atau belum sampai kepada saya.
Lain halnya, kalau saya sudah mengetahui bahwa terhadap pasien katarak stadium 3 harus diberikan tindakan operatif, namun saya tidak melakukannya atau menolaknya, maka saya harus dipersalahkan. Saya harus divonis sebagai kafir !.
Menurut pendapat saya, kalau kebenaran Islam belum terungkap secara jelas dan terang di dalam diri seseorang karena terhalang oleh sebab sebab Jahil Qashir, dia tidak bisa dikategorikan sebagai kafir !.
Untuk mengulang lagi, yang termasuk ke dalam sebab sebab Jahil Qashir sebab sebab penghalang yang bukan berasal dari mereka sendiri seperti anak-anak, orang gila, penyandang keterbelakangan mental, mustadh'afin, hidup dalam wilayah yang tidak sampai pesan Islam atau mendapatkan gambaran Islam yang telah tercoreng moreng oleh musuh musuh Islam.
Kalau di dalam diri orang itu, kebenaran Islam telah tersingkap secara jelas dan nyata, namun karena sebab sebab yang berasal dari dirinya sendiri (Jahil Muqhashir) seperti sombong, arogan, prasangka, mengandalkan ego dan lain lain, ia kemudian menantangnya secara aktif, maka ia dapat dikategorikan sebagai orang kafir.
Berdasarkan hal ini, maka tidak semua orang yang bukan muslim (non muslim) dapat kita sebut sebagai kafir.
Kalau karena sebab sebab Jahil Qashir orang non muslim tersebut tidak meyakini kebenaran Islam, maka tentu saja ia tidak dapat dikategorikan sebagai kafir. Sebaliknya, jika kebenaran Islam telah tersingkap jelas dan nyata di dalam diri seorang non muslim, namun ia kemudian menantangnya/menutupinya, barulah ia dapat dikategorikan sebagai kafir.
Itulah sebabnya, diantara Ahlul Kitab yakni orang - orang Yahudi dan Nasrani ada yang dapat dikategorikan sebagai kafir dan ada juga yang tidak dapat dikategorikan sebagai kafir.
Simak ayat ayat berikut.
1. Surah Al Bayyinah ayat 1
لَمْ يَكُنِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنْ أَهْلِ ٱلْكِتَٰبِ وَٱلْمُشْرِكِينَ مُنفَكِّينَ حَتَّىٰ تَأْتِيَهُمُ ٱلْبَيِّنَةُ
Dalam terjemahan berbahasa Inggeris :
'Those who disbelieved among the People of the Scripture and the polytheists were not to be parted [from misbelief] until there came to them clear evidence'.
'Orang-orang kafir diantara (sebagian) Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tidak akan meninggalkan (keyakinannya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata'
2. Surah Al Bayyinah ayat 6
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنْ أَهْلِ ٱلْكِتَٰبِ وَٱلْمُشْرِكِينَ فِى نَارِ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَآ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمْ شَرُّ ٱلْبَرِيَّةِ
Dalam terjemahan berbahasa Inggeris :
'Indeed, they who disbelieved among the People of the Scripture and the polytheists will be in the fire of Hell, abiding eternally therein. Those are the worst of creatures'
'Sesungguhnya orang-orang kafir diantara (sebagian) Ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.
Ibnu Malik di dalam bait syairnya yang dikenal dengan Alfiyah ibnu Malik menjelaskan kepada kita bahwa salah satu makna مِن adalah :التَبعِيضُ , artinya menunjukan makna 'sebagian'.
Dalam pencarian kebenaran, Descartes menerima Kristen sebagai agama yang benar, seraya mengatakan bahwa itulah agama yang dikenalnya dengan baik. Ia tidak menolak kemungkinan agama lain juga benar, hanya saja ia tidak mengetahuinya.
Muthahhari menulis :
- Orang orang seperti Descartes tidak mungkin kita sebut kafir, karena mereka tidak mepunyai sifat membangkang kepada kebenaran dan tidak menyembunyikan kebenaran. Bukankah kekafiran adalah pembangkangan dan penutupan kebenaran. Mereka adalah muslim secara fitriah. Jika kita tidak dapat menyebut mereka mereka muslim, kita juga tidak dapat menyebut mereka kafir.
Sebagaimana orang orang Arab Badui di zaman Nabi, yang mengaku ngaku sudah berIslam (muslim), tetapi kenyataannya belum beriman (kafir).
Kekafiran orang muslim ataupun orang non-muslim dapat terlihat dari perilaku dan akhlak mereka !
Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar